• My Facebook
  • My Email

Sunday, July 4, 2010

KEPAK SAYAP GARUDA DI TANAH AFRIKA


Bergabung dalam suatu Misi Perdamaian PBB bersama dengan kontingen Garuda, mungkin merupakan impian bagi sebagian besar prajurit TNI dan sekaligus merupakan hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, apalagi bertindak atas nama merah putih yang tersemat dengan gagahnya di lengan kiri sebagai penanda bahwa kami merupakan perwakilan bangsa Indonesia di dalam misi PBB di tanah Afrika ini
padahal masih segar dalam ingatan saya bahwa belum sampai 2 (dua) tahun yang lalu saya menyusun skripsi saya untuk menyelesaikan jenjang pendidikan saya dengan tema utama yang saya angkat adalah mengenai pasukan garuda dalam misi perdamaian PBB, tidak pernah dinyana dan tidak diduga bahwa saat ini saya menyandang kebanggaan itu sendiri sebagai bagian dari Pasukan Garuda. Kebanggan yang akan terus hidup dalam sejarah hidup saya mulai dari saat merah putih dan lambang PBB itu disematkan di lengan saya hingga nanti ketika saya meletakkan pangkat aktif saya sebagai akhir dari bakti saya kepada negeri sebagai seorang prajurit.
Dalam perjalanannya sebagai kontingen yang terus menyumbangkan pasukan dalam hampir setiap misi yang diselenggarakan oleh PBB, Garuda selalu menyumbangkan bakti dan mengharumkan nama bangsa di setiap kiprahnya yang hingga kini telah mencapai umur lebih dari setengah abad dari sejak pengiriman kontingen pertama pada tahun 1957 di daerah misi Mesir dan kemudian dilanjutkan daerah-daerah misi lain yang beraneka ragam hingga saat ini. Dalam setiap penugasannya tidak jarang apresiasi berdatangan yang datang baik dari kontingen lain yang bertugas bersama di daerah misi dan juga dari komando atas yang membawahi kontingen selama penugasan, yang rata-rata memuji performa dan penyelesaian misi garuda yang menuai pujian dari banyak pihak. Hal ini tidak terkecuali dengan misi yang dilaksanakan garuda dimana saat ini saya bergabung, kontingen Garuda XX dengan daerah misi adalah RDC (Republique Democratique de Congo) dan kontingen yang saat ini tengah bertugas merupakan Kontingen Garuda ke-7 yang dikirimkan ke Kongo yang dikenal dengan Garuda XX-G. Kontingen yang dikirim ke Kongo ini merupakan kontingen yang mempunyai tugas yang spesifik yaitu sebagai kontingen Zeni yang bertugas tentunya dalam lingkup bidang keZenian seperti konstruksi serta rekonstruksi bangunan serta jalan, penjinakan bahan peledak dll. Sejak awal dikirimkannya pada tahun 2003 Kontingen Garuda yang tergabung dalam misi PBB MONUC (Mission de l’Organisation des Nation Unies en Republique democratique de Congo) ini selalu mendapatkan apresiasi yang luar biasa yang didapatkan dari tiap kontingen garuda yang bertugas di tanah Kongo ini. Dan kebanggan itu tidak hanya dirasakan oleh kami prajurit yang tergabung dalam misi tersebut namun juga saya yakin bila rekan-rekan setanah air berada bersama kami disini di daerah misi, rekan-rekan semua akan merasa kebanggan itu seolah meyeruak dari dalam dada, karena setiap kali pujian itu disampaikan selalu tersebut nama Indonesia..Indonesia..dan Indonesia...atau Garuda...Garuda...dan Garuda..luar biasa perasaan yang seluruh prajurit rasakan ketika hal ini terjadi, seolah terbayar semua jerih payah seluruh prajurit selama bertugas di daerah misi ini.
Sepak terjang Garuda dapat dikatakan fenomenal di tanah Kongo, Afrika, di tengah banyaknya keterbatasan yang dihadapi, dari mulai komunikasi hingga kesulitan serta hambatan yang dihadapi selama operasi, namun jiwa pantang menyerah dari setiap prajurit menjadi modal utama untuk menghadapi semua itu. Tugas yang spesifik untuk melakukan pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan dengan baik, dan hasil dari pekerjaan itu sampai sekarang masih dapat dinikmati oleh masyarakat Kongo, seperti Airport Mavivi di Beni, kemudian Airport di Dungu dan proyek perbaikan jalan yang bersifat “High Profile Work” , sebagai contoh adalah proyek yang sekarang tengah dikerjakan oleh Kontingen Garuda XX-G yaitu jalan dari kota Dungu hingga Faradje yang berjarak 150 km, yang menyedot banyak perhatian baik dari kalangan pejabat Sipil dan Militer MONUC/MONUSCO namun juga dari pejabat sipil pemerintahan Kongo itu sendiri, hal ini dibuktikan dari banyaknya kunjungan yang datang untuk melihat pekerjaan itu secara langsung dari mulai Force Commander, Deputy FC,Regional Administrator Region East ,serta wakil gubernur propinsi Orientale (tempat kami bertugas) dll. Semua memberikan kesan yang sangat baik terhadap pekerjaan yang tengah dilaksanakan sekaligus memberikan apresiasi yang sangat baik terhadap kontingen Garuda dan bahkan menilai bahwa Kompi Zeni Indonesia merupakan Kompi Zeni terbaik yang ada di daerah penugasan MONUC/MONUSCO apabila dibandingkan dengan Kompi Zeni lain yang berasal dari Uruguay, China, Bangladesh, Afrika Selatan, serta Nepal.
Apresiasi yang sangat baik terhadap kontingen Garuda ini merupakan Trade Mark yang seolah satu paket selalu menempel dengan pasukan Garuda, bahkan Komandan Brigade Ituri BrigJend Zia Ul Hassan dari Bangladesh dalam amanatnya pada saat menjadi Inspektur Upacara UN Medal Parade bagi kontingen Indonesia menyatakan “As a person, the Indonesians are a very humble and modest people..but when they are talking about work...they meant professionalism and high quality standard of work..” Hal ini merupakan cerminan bahwa Kontingen Garuda telah mendapatkan “cap” yang sangat baik dari setiap orang yang pernah bersinggungan dengan Kontingen Garuda, bahkan penulis sering mendengar dari orang lokal (Congolaise) yang bekerja untuk PBB yang mengatakan bahwa mereka heran sekaligus kagum mengapa orang Indonesia yang mereka temui di kontingen Garuda selalu tersenyum di setiap waktu..bahkan pada saat mereka marah mereka masih saja bisa tersenyum, ini membuat kami tersenyum simpul saja, bahwa keramahan orang Indonesia sudah sedemikian terkenalnya hingga membuat mereka terheran-heran.
Kehadiran kami, Pasukan Pemelihara Perdamaian Garuda di Kongo sebagai perwakilan bangsa dalam kancah misi PBB merupakan tantangan sekaligus kebanggan yang kami emban sejak kami dilepas untuk berangkat dari tanah air menuju tanah, kami berharap kepercayaan yang diberikan oleh segenap pimpinan TNI dan rakyat Indonesia secara keseluruhan dapat kami laksanakan dengan baik, karena hal ini merupakan amanah besar yang harus kami laksanakan, tekad kami hanya satu, yaitu untuk mengembangkan sayap garuda hingga penjuru dunia termasuk di tanah Kongo ini agar seluruh warga dunia dan juga rekan-rekan sebangsa kami di Indonesia bisa mendengarkan Kepak sayap garuda di tanah Afrika....Salam GARUDA!!!

3 comments:

Bagus said...

please write it down on simple latin alphabet :)thanks

lia said...

experience is the best teacher. if we learn best not from other people or from books, but by doing things ourselves.we learn from our experience...

Admin said...

terima kasih telah berbagi...

Toko Herbal Online
Cream Anisa
Konveksi Kaos
Toko Herbal
Jelly Gamat Gold G Bandung
Obat Kuat