• My Facebook
  • My Email

Monday, July 30, 2012

Perananan Non Tradisional Wanita masa kini di era digital

Sudah merupakan sebuah keniscayaan bahwa semua aspek kehidupan kini telah berubah sesuai dengan perubahan jaman itu sendiri, setiap pribadi yang terlibat dengan perubahan jaman itu mengalami perubahan yang signifikan, dalam hal ini yang menarik untuk dicermati adalah kompleksitas dari perubahan signifikan para wanita, yang secara khusus akan menyoroti pada sosok wanita Indonesia, dengan hubungannya antara era digital yang serba modern ini dengan sifat perubahannya yang dinamis dan dihadapkan pada nilai-nilai kultural tradisional yang cenderung berstatus quo Peranan tradisional perempuan Indonesia yang selama ini kita kenal mungkin sebagian besar terikat pada tiga faktor yaitu Sumur, dapur, kasur yang secara gamblang mennggambarkan bahwa peranan perempuan hanya terikat pada urusan domestik di lingkungan rumah saja untuk menjadi seorang ibu rumah tangga, istri dan mungkin juga sekaligus pembantu yang baik dan sifatnya pasif terhadap perubahan di sekitarnya, kemugkinan terbesar untuk menjadi aktif pun hanya di sekitar lingkugan rumahnya. Peranan tradisional kulturis ini sebenarnya yang digugat oleh R.A Kartini di penghujung abad ke 19, bahwa sesungguhnya wanita bisa berkiprah lebih dari itu, dan kiprah wanita dapat disamakan dengan rekan prianya. Namun perubahan yang mendobrak tradisi tersebut memang memerlukan perjalanan panjang dengan waktu yang tidak sebentar, dari sejak perjuangan Kartini hingga saat ini dimana emansipasi wanita sudah mulai dirasakan setara dengan para pria, diperlukan waktu 1 abad lebih untuk mendobrak tradisi dan nilai-nilai yang kolot dan konservatif. Perjuangan Kartini kini sudah membuahkan hasil dan telah menginspirasi para wanita Indonesia untuk dapat berkarya lebih diluar lingkungan rumah namun secara luar biasa untuk dapat berperan ganda sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya. Sudah merupakan trend dan gaya hidup masa kini ketika seorang wanita dapat berkarir di luar rumah, dengan berbagai alasan, dimana yang paling utama adalah untuk membantu sisi finansial keluarga dalam hal menambah jumlah penghasilan yang didapat oleh suami, namun juga sebagai sarana aktualisasi diri mereka di tengah masyarakat, dengan mengambil bidang pekerjaan yang sebelumnya didominasi para pria, namun tidak jarang juga mereka menciptakan originalitas sebagai seorang pelopor yang baru di bidang yang sebelumnya tidak ada atau masih sangat jarang, hal ini kita lihat sebagai fenomena dimana para wanita pun dapat mempunyai kapabilitas yang setara dengan para pria di hampir semua bidang dan aspek kehidupan. Dapat kita katakan bahwa wanita adalah sosok yang sederhana dalam perasaan, emosi dan pribadi namun sekaligus sosok yang kompleks dalam tuntutan dan kiprah serta partisipasinya dalam kehidupan keseharian. Dikatakan sederhana karena kita bisa melihat keluguan dan kesederhanaan wanita ketika berhubungan dengan perasaannya dimana mereka sangat mudah tersentuh dan menitikkan air mata oleh hal-hal yang terjadi sehari-hari yang mungkin dimata kita merupakan hal sepele, namun hal ini lah yang menjadikan wanita sebagai sosok sederhana nan unik. Waanita dikatakan kompleks karena apa yang dituntut dari wanita oleh lingkungan adalah berbagai peran yang harus dijalani sekaligus dalam waktu yang bersamaan, sebagai contoh adalah sosok seorang ibu yang juga berkarier di luar rumah, pada saat yang sama tanggung jawabnya adalah sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya yang berada di rumah , dimana ia harus bertanggung jawab pada kebutuhan anak-anaknya baik secara emosional maupun kehadiran ragawi. Kemudian perannya sebagai seorang istri yang mempunyai tanggung jawab kepada suami sebagai seorang pendamping hidup sekaligus partner dalam keseharian, sekaligus perannya di luar rumah dimana ia harus bertanggung jawab secara profesional kepada atasan dan lingkungan tempat ia bekerja, hal ini memerlukan suatu energi dan kemampuan luar biasa yang hanya bisa dilakukan oleh sesosok wanita. Kompleksitas seorang wanita bertambah ketika kodratnya sebagai wanita yang selalu ingin tampil cantik harus berhadapan dengan nilai-nilai tradisional serta agama, atau bahkan tuntutan dunia modern yang terkadang menuntut lebih dari seorang wanita, bahkan terkadang terikut dalam arus global dimana pandangan dan opnini terbentuk dalam satu aliran besar dan genre yang sudah terpasang kokoh dengan penguatan imaji oleh media massa, sehingga wanita seolah menjadi alat untuk memasarkan imaji tersebut namun sekaligus juga sasaran dari pembentukan pemikiran yang ada. Hubungan tersebut tidak hanya dengan orang sekitarnya bahkan hubungan denga dirinya sendiri pun sudah menjadi porsinya untuk juga diperhatikan, ketika sosok wanita sibuk memberikan apa yang dia bisa bagi lingkungannya, seorang istri bagi suaminya, ibu bagi anak-anaknya, bawahan bagi atasannya, atau sebaliknya atasan bagi bawahannya, maka wanita berperan sebagai lilin yang menerangi sekitar sementara ia sendiri meleleh dengan pengorbanannya tersebu, unuk hal yang sangat pribadi ini, maka hubungan wanita dengan Sang Pencipta menjadi hal yang sangat krusial, terutama di era modern ini, dimana kekosongan dan kegersangan jiwa terkadang banyak menerpa banyak insan, dalam hal ini wanita, dan bukan merupakan tanggung jawab orang lain tetapi lebih pada tanggung jawab pribadi pada Yang Maha Kuasa, karena untuk masalah spiritual merupakan komunikasi kita langsung dengan Tuhan, beserta semua konsekuensi dari apa yang diperbuatnya. Dapat disimpulkan bahwa sosok wanita di era serba cepat, modern dan terdigitalisasi ini, menjadi semakin kompleks disatu sisi sekaligus tetap pada kesederhanaannya disisi lain, dan itulah yang membuat sosok wanita menemukan tempatnya selalu dalam bentuk keindahan sekaligus kerumitan di tengah kehidupan yang hiruk pikuk sekarang ini. Lanjut membaca “Perananan Non Tradisional Wanita masa kini di era digital”  »»

Sunday, January 29, 2012

Everyday is another success story


Dear friends,
Everybody know what is success, semua orang tahu apa itu sukses dalam arti sebenarnya yaitu memperoleh keberhasilan, tapi pengertian keberhasilan bagi setiap orang ternyata berbeda-beda tergantung dari latar belakang budaya, agama dan juga tentunya lingkungannya. Di satu sisi ada orang yang menganggap bahwa keberhasilan adalah memperoleh kedudukan yang tinggi, atau harta yang banyak, atau permaisuri nan cantik...sebagian dari kita pasti punya anggapan seperti itu kan, tapi kalo menunggu itu semua terjadi wah...friends, bisa-bisa kita jadi orang yang kufur nikmat lho..
How Come?? Lha Kok Iso?? Kumaha Bisa geuning??
Nah begini kamsudnya ..oops maksudnya bahwaseiring dengan kita makin menua.."sekalian menyitir bahwa tua itu pasti tapi dewasa itu pilihan"..sebenarnya kita jauh dari fitrah kita yang asli bin orisinil..fitrah alau kita makhluk yang sudah memiliki semua kemampuan di dalam diri kita dan yang perlu dilakukan adalah untuk menggunakannya dengan baik dan benar, dan bahwa kesuksesan alias keberhasilan itu sebenarnya selalu terjadi pada diri kita setiap hari setiap waktu berulang-ulang, makanya sampai Allah sendiri kasih tahu di dalam surat Ar-Rahman....Nikmat mana lagi yang akan kau dustakan...
karena kalo kita melek nikmat itu selalu ada dan dengan peroleh nikmat itu ya tidak ada bedanya dengan memperoleh kesuksesan kan..
Ambil contoh dari sejak sebelum kita lahir, dari mulai masih berbentuk setetes mani yang berada di dalam rahim ibu kita, yang jelas terdiri dari beribu-ribu sel sperma, kenapa hanya sperma cikal bakal kita yang bisa membuahi sel indung telur...nah lho berarti kalau diambil contoh kita tuh sebenarnya udah jadi Idol kita sendiri, kandidat yang beribu-ribu nah kita yang dipilih untuk jadi the next idol kan..dan itu udah sukses buanget..eh enggak buangeddd (udah pake d berarti udang banget kuadrat pangkat 5..hasilnya ya itung sendiri deh...saya aja pusing:)))
nah udah jadi janin selama sembilan bulan, lagi-lagi dengan suksesnya brojol ke alam dunia nan fana ini dan mulai beroak..oak..nah itu bentuk kesuksesan juga kan. begitu juga dari mulai kita kecil hingga dewasa selalu disertai dengan kesuksesan-kesuksesan lainnya seperti bisa melihat, bisa berjalan pada waktunya, bisa makan minum dengan baik, kemudian bisa membaca, menulis..pokoknya seperti iklan di salah satu susu anak..."Live my life to the fullest" dan setiap kesuksesan diiringi dengan rasa syukur pasti kesuksesan itu ditambah lagi, namun sayang..sayang seribu kali sayang...seiring menuanya kita, kita selalu dapat bisikan, pemberitahuan, pencekokan dll dari sekitar kita, bahwa kesuksean itu cuma ada beberapa bentuk..ya dalam bentuk dapat posisi yang punya kuasa, punya duit bin harta segunung semeru..atau hal lain lah yang orang selalu bilang sebagai kesuksesan, jadi seakan hari gini bahwa kesuksean itu harus dibuktikan dengan materi...itu tuh yang disebut materialistic world jadi kalau gak punya jabatan berarti gak sukses, kalau gak punya harta banyak ya gak sukses, kalau gak beristri bidadari ya gak sukses (eh kalau pengen punya istri bidadari ya mati saja dulu dan berharap masuk surga ...dijamin dapat bidadari...tapi kalo dalam perjalanan kepleset ke neraka terus dapat jatah kuntilanak ya..trima aja..kan sesuai amal perbuatan :))
Padahal nih..padahal ya jama'ah ya jama'ah kalau kita fikirkan secara mendalam, membentang dan meninggi, kalau masih kurang juga pake menungging terserah pada keyakinan masing-masing, bahwa setiap hari kita penuh kesuksesan dan kesuksesan itu semestinya menghasilkan rasa syukur yang terus menerus, coba deh pikirkan kita setiap hari bernafas, disyukuri karena dengn suksesnya mengeluarkan CO2 dan menghirup O2, mata berfungsi dengan baik hingga bisa melihat hal-hal yang indah dalam hidup, kita sudah sukses bisa hidup sampai saat ini, nah..!! hal seperti itu kenapa tidak kita anggap sebagai kesuksesan???ya karena paradigma atau pandangan hidup kita ini yang sudah dirubah atau diracuni semasa kita bertumbuh dari masa kecil hingga saat ini.
Yang pasti nih jangan sampai kita tidak menganggap diri kita sukses atau bahkan gagal, sampai kita menganggap diri kita seperti itu, maka secara langsung dan mutlak kita sudah mengingkari semua nikmat yang diberi, dan kalau sudah begitu ya..Inna Adzabi la syadid..sesungguhnya adzab Allah sangatlah pedih..
Salam semangat..kita sukses terus setiap waktu :)
Lanjut membaca “Everyday is another success story”  »»

Thursday, January 19, 2012

The Wisdom of Traveling

b

Seorang Imam bijak pernah berkata "merantaulah, temukan sanak saudara baru agar kau lebih sadar akan makna rejeki dan hidup, air pun akan menjadi bening ketika mengalir, air yang mendekam hanya akan menimbulkan bau dan membusuk, itu sebuah filosofi agung dari makna bepergian atau yang lebih keren dengan istilah Traveling..sebuah kata yang saya yakin tiap orang sering atau setidaknya pernah melakukannnya. yaitu melakukan perjalanan ke suatu tempat yang baru untuk menghabiskan waktu libur atau sekedar refreshing dari penatnya pekerjaan, tapi apa hanya pada saat berlibur kita bisa melakukan perjalanan?? dan apakah hanya untuk refreshing saja, apakah tidak ada hal yang lain yang bisa kita lakukan selain dari mengunjungi suatu tempat karena keindahannya atau keunikannya dan hanya foto-foto yang kita dapat sebagai buah tangan dari perjalanan tersebut??yang tentunya hanya akan menghabiskan dana kita tanpa ada hal yang kita peroleh?? Rekan semua, sebenarnya kalau dipikirkan dari nasihat sang imam bijak tadi, bahwa dengan merantau atau bepergian banyak yang bisa kita peroleh yang bisa dikatakan mempunyai dampak positif bagi diri kita sendiri, dibandingkan bepergian kemudian hanya tinggal di hotel, ikut tour dengan guide yang menerangkan segala sesuatunya, makan disajikan yang langsung bisa kita ambil tanpa susah payah dll, sebagai pembuka mata bahwa manfaat yang bisa kita peroleh antara lain adalah :
pertama, kita bisa membuat tali silaturahmi yang lebih kuat dengan teman yang berada di tempat kita bepergian (semisal kita mempunyai teman disana, dan menambah jalinan silaturahmi kita dengan siapa saja sepanjang perjalanan. Bertemu dengan orang baru bagi saya adalah suatu hal yang menyenangkan, selain bertambahnya teman baru, yang konon semakin banyak kita mempunyai teman maka makin banyak jalan rejeki bagi kita dibukakan dari langit
selain tentunya, dan memang bagi saya sendiri punya filosofi bahwa

a thousand friends is never enough, one enemy is more than enough intinya kemanapun kita pergi cobalah mencari teman baru, seperti teman seperjalanan di kereta ataupun pesawat, orang yang kita jumpai berjualan di pinggir jalan, nih kalau versi tingginya..karena dari merekalah terkadang kebijakan-kebijakan hidup dan pengetahuan-pengetahuan baru dapat kita ambil (bagi yang baca ini dan mau pingsan...mohon pegangan dulu, karena muatannya bertegangan tinggi sampai kepala aja puyeng biar bisa paham hehehehe)

Kedua, sehubungan hal diatas,kan sudah disebutin kalau banyak sekali pengetahuan-pengetahuan baru yang bisa kita dapatkan selama perjalanan, terutama tentang tempat yang kita kunjungi selama perjalanan tersebut, entah itu mengenai sejarahnya, manusianya, keunikan tersendiri yang ditemui disana, atau sekedar tempatnya yang memberikan suasana tersendiri yang mengesankan
Nah rekans (artinya jamak yaa :)) kesalahan yang paling sering dibuat oleh seorang 'traveler' adalah istilahnya "Come and Go", mereka datang dan kemudian pergi tanpa mendapatkan kesan atau meninggalkan kesan terhadap tempat yang mereka kunjungi, biasanya dilakukan oleh turis-turis yang berlibur hanya sekedar berlibur, tapi enggan untuk tahu dan menyelami lebih dalam lagi tempat yang dikunjungi, hanya datang dan kemudian pergi..tanpa kesan!!
Nah rekans, mari deh kalau kita memang mau bepergian saya ingin menyarankan, timbulkan keinginan tahu lebih banyak tentang tempat yang kita kunjungi, ikatkan diri kita dengan tempat yang kita kunjungi..Insha Allah lebih banyak lagi yang bisa kita dapatkan lebih dari sekedar hiburan dan refreshing...setuju gak??kalau setuju angkat tangan...dan bagi yang tidak setuju silahkan angkat meja atau kursi deh..biar sehat hehehe...
Lanjut membaca “The Wisdom of Traveling”  »»

Sunday, December 12, 2010

Memulai untuk menulis itu mudah


Seringkali kita bertanya, ketika sudah memegang pena dan berhadapan dengan lembaran kertas atau kalau jaman sekarang adalah ketika berhadapan dengan layar computer, untuk kemudian mulai menggoreskan pena atau menekan keyboard dan menulis apa yang kita kehendaki, apa yang ingin kita tuliskan, seolah banyak yang ingin dikeluarkan namun sedikit bahkan seringkali tidak ada yang dapat dituliskan. Bahkan pada saat saya menulis artikel ini pun merupakan salah satu proses perkenalan jari-jari saya dengan tuts-tuts yang ada pada keyboard laptop tercinta ini, laptop ini bahkan mempunyai nama yang seolah menantang saya untuk mulai berpikir
dan mengolah rasa agar menghasilkan sesuatu dari buah pikiran ini, ia seolah berkata..namaku “Thinkpad™” so use me to think….not to play game or only to watch movies. Dan tantangan dari laptop saya ini pun saya coba tanggapi dengan mulai memfungsikan dirinya sebagai sarana untuk menuliskan apa yang ada dalam pikiran ini kedalam bentuk tulisan, sehingga gagasan atau ide bahkan sekelumit fantasi yang ada di pikiran ini dapat tersampaikan kepada banyak orang tanpa menghabiskan energi untuk membuka mulut dan terus berbicara tentang isi pikiran kita, karena selain melelahkan juga sebagian dari buah pikiran itu akan terlupakan disebabkan oleh terbatasnya kapasitas Hardisk kita dan konektivitas pemanggilan data di dalam diri kita yang sering tidak tersambung karena kondisi pikiran kita yang tidak selalu 100% dan tidak semudah komputer untuk merecall data yang sudah tersimpan dalam pikiran, karena itulah salah satu sarana untuk mengabadikan buah pikiran kita adalah dengan menuliskannya dalam bentuk lembaran-lembaran kertas atau hasil ketikan yang sudah tentu akan bertahan jauh lebih lama daripada hanya disimpan dalam otak kita, selain itu juga tentunya dengan begitu buah pikiran kita dapat diketahui oleh banyak pihak dengan membaca hasil tulisan kita tadi, bagi sebagian orang yang kini sudah menjadi trend, hal semacam itu (menulis-red) sudah bisa dijadikan tumpuan mata pencaharian yang dapat menopang keidupan mereka sehari-hari bahkan untuk beberapa kasus penulis tertentu, penghidupan dari menulis buku ini menjadikan mereka mempunyai kehidupan yang sangat layak bahkan menaikkan status mereka di dalam status masyarakat. Contoh kasus yang paling jelas kita ketahui adalah J.K. Rowling yang dengan tulisan karyanya yang mendunia dengan tokoh superpopuler Harry Potter dan serangkaian petualangan fantasinya yang menyihir banyak orang di dunia untuk menjadi pembaca setianya, bahkan setelah diangkat ke layar lebar pun masih terus mengalirkan pundi-pundi uang bagi penulisnya, hingga jumlah kekayaan J.K. Rowling ditaksir menyamai Ratu Elizabeth II ratu kerajaan Britania raya, yang adalah ratunya sendiri. Dan untuk lingkup lokal, kita bisa menyaksikan seorang Andrea Hirata yang menulis sebuah karya yang bisa dikatakan sangat fenomenal dengan quadrologi Laskar Pelangi, yang secara monumental mengubah gagasan banyak orang mengenai dunia pendidikan di tanah air, bahkan dijadikan acuan dasar penetapan kebijakan pendidikan di Kemdiknas, semua hal tersebut diatas bagi sebagian orang pasti berpikir bahwa itu disiapkan secara besar dan lama, padahal yang sebenarnya terjadi adalah semua keberhasilan itu dimulai dari penuangan buah pikiran yang paling sederhana kedalam lembaran kertas, bahkan diceritakan bahwa Rowling menulis di lembaran-lembaran kertas tissue yang ada di hadapannya ketika ia mendapatkan ide untuk menulis mengenai Harry Potter.
Memang benar apa yng dikatakan banyak orang bahwa langkah yang besar selalu dimulai dari langkah pertama dan kecil, tidak pernah seseorang dapat melangkah besar dan membuat perubahan besar seketika tanpa mengambil awalan yang kecil, bahkan terkadang awalan itu pahit dan tidak mengenakkan. Begitu pula dengan menulis, tidak bisa kita bermimpi untuk dapat menuliskan karya yang besar tanpa sebelumnya menggoreskan kata demi kata dengan awalan huruf demi huruf di lembaran kertas atau ketikan di layar laptop, dari hal tersebut saya menyimpulkan setidaknya bagi saya sendiri, keberanian untuk memegang pena atau menyentuhkan jari di keyboard dan memulai untuk menulis itulah yang diperlukan untuk menulis karya-karya besar, dengan menceritakan apapun dari mulai hal kecil yang kita temui di keseharian hingga hal besar yang kita alami dalam kehidupan, hal tersebut dapat menjadi inspirasi untuk menulis, memang kemudian banyak halangan dan hambatan yang akan menghadang seolah memisahkan kita dengan impian kita, tapi bukankah itu juga seni dari hidup dan ujian bahwa hanya yang kuat dan bertahanlah yang patut mendapatkan kebesaran dan kemuliaan sebagai hadiah akhir kehidupan. Jadi mulai goreskan tinta pikiran kita kedalam lembaran kehidupan agar gagasan itu dapat abadi dan terus dimanfaatkan oleh banyak khalayak yang menyukai gagasan yang kita sampaikan.
Lanjut membaca “Memulai untuk menulis itu mudah”  »»

Sunday, December 5, 2010

To Live and to understand


Everybody can live their life but do they understand how to live theirs?..semua orang terlahir ke dunia dengan kemampuan untuk jalani hidup karena berkat hidup itu sudah melekat seketika kita semua dapat bernafas setelah keluar dari rahim masing-masing ibu kita, some can say just to cry as a baby, to play as a kid, to hang out as a youth, to work as an adult, and to die on old age..as simple as that, ya mungkin memang hidup mungkin sesederhana itu, tapi dengan begitu hidup yang cuma satu kali ini tidak akan mempunyai harga dan nilai lebihnya, karena hidup seperti itu hanya seperti episode-episode sinetron kehidupan yang lainnya yang dapat dilewatkan begitu saja seperti memencet remote kontrol TV dengan mudahnya tanpa ada perhatian yang khusus yang bisa diberikan...do you want people to walk you by without even give a glance to you..anggapan mereka bahwa kita tidak patut dapat perhatian dan penghargaan lebih..less important than others.
Intinya seperti ini *Gaya guru di depan kelas...bahwa hidup ini dengan seluruh apapaun yang kita punya dalam bentuk apapun, baik itu orang yang berkecukupan dengan segala harta bendanya, maupun yang kekurangan dengan segala yang tidak dia punyai, semua mempunyai kans yang sama untuk maju ke depan menghidupkan hidup yang sudah dianugerahkan oleh Tuhan, yang mampu dapat berbuat dengan apa yang dia punyai, dan yang kekurangan pun begitu, hanya satu modal dasarnya, Semangat dan kemauan untuk mampu dan maju...as simple as that??? well orang-orang pinter bilang sih gitu...tapi kenyataannya memang begitu, modal kita sama terlepas dari status sosial, kemapanan dalam hidup..yaitu diri kita sendiri...
ambillah contoh si A dan si B mereka belajar di tempat yang sama dan mulai belajar dari jam masuk sekolah jam 8 pagi sampai jam 2 siang, tapi hasil akhirnya si A juara kelas dan si B menjadi juara tinggal kelas...apa sih bedanya..padahal waktu mereka sama 24 jam sehari,7 hari seminggu,4 minggu sebulan,12 bulan setahun,10 tahun sedasawarsa dst etc (kalau diterusin gak beres-beres :)) ternyata selidik punya investigasi, si A memanfaatkan waktunya lebih efektif dan produktif daripada si B, si A selesai pulang sekolah sesampainya di rumah istirahat sebentar lalu mengulang pelajarannya yang didapat di sekolah, waktunya dipakai untuk belajar, atau membaca apa yang bisa menunjang keinginannya untuk mencapai cita-citanya, sementara si B pulang sekolah hang out di mall sampai sore, pulang langsung nonton tivi sampai malam, gak bisa ngelewatin sinetron bersambung yang gak selesai-selesai (dari cinta fitri sampai jadi cinta mbah fitri) hehehe.jadi kita bisa maklumi kenapa hasil akhirnya jadi seperti itu. Mungkin rekan-rekan tahu apa yang membedakan seorang juara renang dengan yang tidak juara....hanya sepersekian detik dari waktu pencapaian lomba..bisa kan dibayangkan hanya sepersekian detik, tidak juga sampai sedelikan mata, yang bisa kita simpulkan bahwa yang membedakan juara dan tidak juara adalah sedikit usaha yang lebih daripada yang lain..hanya sedikit tapi itu akan sangat membedakan hasil akhirnya, apa rekan-rekan adalah termasuk orang yang ingin hidup yang benar-benar termanfaatkan?? atau yang cukup dengan menjadi orang yang seadanya yang terkadang hidup segan mati enggan ya gak beda dengan gantungan kunci cuma gantung-gantung gak tentu arah (eh nyambung gak ya??!!)
Rekan-rekan hidup kita kan hanya satu kali nih, kalau ada yang hidup bisa dua kali ya ngacung yaaa...biar bisa dijitak kepalanya, kalau cuma satu kali masa sih mau disia-siakan, nah karena kita hidup hanya satu kali...ayo dong berusaha sampai batas maksimal kita untuk hidup, padahal Einstein bilang kita baru gunakan 20% dari kemampuan otak kita, berarti nih ya berarti bahwa masih ada 80% kemampuan kita yang ngendon di dalam diri kita yang belum tergunakan, and it's gonna be a shame for us kalau hal ini dibiarkan tersia-sia...nah makanya rekan-rekan let's live up and stand fast, if u have one shot to kill..make it real!!

Lanjut membaca “To Live and to understand”  »»

Sunday, July 4, 2010

KEPAK SAYAP GARUDA DI TANAH AFRIKA


Bergabung dalam suatu Misi Perdamaian PBB bersama dengan kontingen Garuda, mungkin merupakan impian bagi sebagian besar prajurit TNI dan sekaligus merupakan hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, apalagi bertindak atas nama merah putih yang tersemat dengan gagahnya di lengan kiri sebagai penanda bahwa kami merupakan perwakilan bangsa Indonesia di dalam misi PBB di tanah Afrika ini
padahal masih segar dalam ingatan saya bahwa belum sampai 2 (dua) tahun yang lalu saya menyusun skripsi saya untuk menyelesaikan jenjang pendidikan saya dengan tema utama yang saya angkat adalah mengenai pasukan garuda dalam misi perdamaian PBB, tidak pernah dinyana dan tidak diduga bahwa saat ini saya menyandang kebanggaan itu sendiri sebagai bagian dari Pasukan Garuda. Kebanggan yang akan terus hidup dalam sejarah hidup saya mulai dari saat merah putih dan lambang PBB itu disematkan di lengan saya hingga nanti ketika saya meletakkan pangkat aktif saya sebagai akhir dari bakti saya kepada negeri sebagai seorang prajurit.
Dalam perjalanannya sebagai kontingen yang terus menyumbangkan pasukan dalam hampir setiap misi yang diselenggarakan oleh PBB, Garuda selalu menyumbangkan bakti dan mengharumkan nama bangsa di setiap kiprahnya yang hingga kini telah mencapai umur lebih dari setengah abad dari sejak pengiriman kontingen pertama pada tahun 1957 di daerah misi Mesir dan kemudian dilanjutkan daerah-daerah misi lain yang beraneka ragam hingga saat ini. Dalam setiap penugasannya tidak jarang apresiasi berdatangan yang datang baik dari kontingen lain yang bertugas bersama di daerah misi dan juga dari komando atas yang membawahi kontingen selama penugasan, yang rata-rata memuji performa dan penyelesaian misi garuda yang menuai pujian dari banyak pihak. Hal ini tidak terkecuali dengan misi yang dilaksanakan garuda dimana saat ini saya bergabung, kontingen Garuda XX dengan daerah misi adalah RDC (Republique Democratique de Congo) dan kontingen yang saat ini tengah bertugas merupakan Kontingen Garuda ke-7 yang dikirimkan ke Kongo yang dikenal dengan Garuda XX-G. Kontingen yang dikirim ke Kongo ini merupakan kontingen yang mempunyai tugas yang spesifik yaitu sebagai kontingen Zeni yang bertugas tentunya dalam lingkup bidang keZenian seperti konstruksi serta rekonstruksi bangunan serta jalan, penjinakan bahan peledak dll. Sejak awal dikirimkannya pada tahun 2003 Kontingen Garuda yang tergabung dalam misi PBB MONUC (Mission de l’Organisation des Nation Unies en Republique democratique de Congo) ini selalu mendapatkan apresiasi yang luar biasa yang didapatkan dari tiap kontingen garuda yang bertugas di tanah Kongo ini. Dan kebanggan itu tidak hanya dirasakan oleh kami prajurit yang tergabung dalam misi tersebut namun juga saya yakin bila rekan-rekan setanah air berada bersama kami disini di daerah misi, rekan-rekan semua akan merasa kebanggan itu seolah meyeruak dari dalam dada, karena setiap kali pujian itu disampaikan selalu tersebut nama Indonesia..Indonesia..dan Indonesia...atau Garuda...Garuda...dan Garuda..luar biasa perasaan yang seluruh prajurit rasakan ketika hal ini terjadi, seolah terbayar semua jerih payah seluruh prajurit selama bertugas di daerah misi ini.
Sepak terjang Garuda dapat dikatakan fenomenal di tanah Kongo, Afrika, di tengah banyaknya keterbatasan yang dihadapi, dari mulai komunikasi hingga kesulitan serta hambatan yang dihadapi selama operasi, namun jiwa pantang menyerah dari setiap prajurit menjadi modal utama untuk menghadapi semua itu. Tugas yang spesifik untuk melakukan pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan dengan baik, dan hasil dari pekerjaan itu sampai sekarang masih dapat dinikmati oleh masyarakat Kongo, seperti Airport Mavivi di Beni, kemudian Airport di Dungu dan proyek perbaikan jalan yang bersifat “High Profile Work” , sebagai contoh adalah proyek yang sekarang tengah dikerjakan oleh Kontingen Garuda XX-G yaitu jalan dari kota Dungu hingga Faradje yang berjarak 150 km, yang menyedot banyak perhatian baik dari kalangan pejabat Sipil dan Militer MONUC/MONUSCO namun juga dari pejabat sipil pemerintahan Kongo itu sendiri, hal ini dibuktikan dari banyaknya kunjungan yang datang untuk melihat pekerjaan itu secara langsung dari mulai Force Commander, Deputy FC,Regional Administrator Region East ,serta wakil gubernur propinsi Orientale (tempat kami bertugas) dll. Semua memberikan kesan yang sangat baik terhadap pekerjaan yang tengah dilaksanakan sekaligus memberikan apresiasi yang sangat baik terhadap kontingen Garuda dan bahkan menilai bahwa Kompi Zeni Indonesia merupakan Kompi Zeni terbaik yang ada di daerah penugasan MONUC/MONUSCO apabila dibandingkan dengan Kompi Zeni lain yang berasal dari Uruguay, China, Bangladesh, Afrika Selatan, serta Nepal.
Apresiasi yang sangat baik terhadap kontingen Garuda ini merupakan Trade Mark yang seolah satu paket selalu menempel dengan pasukan Garuda, bahkan Komandan Brigade Ituri BrigJend Zia Ul Hassan dari Bangladesh dalam amanatnya pada saat menjadi Inspektur Upacara UN Medal Parade bagi kontingen Indonesia menyatakan “As a person, the Indonesians are a very humble and modest people..but when they are talking about work...they meant professionalism and high quality standard of work..” Hal ini merupakan cerminan bahwa Kontingen Garuda telah mendapatkan “cap” yang sangat baik dari setiap orang yang pernah bersinggungan dengan Kontingen Garuda, bahkan penulis sering mendengar dari orang lokal (Congolaise) yang bekerja untuk PBB yang mengatakan bahwa mereka heran sekaligus kagum mengapa orang Indonesia yang mereka temui di kontingen Garuda selalu tersenyum di setiap waktu..bahkan pada saat mereka marah mereka masih saja bisa tersenyum, ini membuat kami tersenyum simpul saja, bahwa keramahan orang Indonesia sudah sedemikian terkenalnya hingga membuat mereka terheran-heran.
Kehadiran kami, Pasukan Pemelihara Perdamaian Garuda di Kongo sebagai perwakilan bangsa dalam kancah misi PBB merupakan tantangan sekaligus kebanggan yang kami emban sejak kami dilepas untuk berangkat dari tanah air menuju tanah, kami berharap kepercayaan yang diberikan oleh segenap pimpinan TNI dan rakyat Indonesia secara keseluruhan dapat kami laksanakan dengan baik, karena hal ini merupakan amanah besar yang harus kami laksanakan, tekad kami hanya satu, yaitu untuk mengembangkan sayap garuda hingga penjuru dunia termasuk di tanah Kongo ini agar seluruh warga dunia dan juga rekan-rekan sebangsa kami di Indonesia bisa mendengarkan Kepak sayap garuda di tanah Afrika....Salam GARUDA!!!
Lanjut membaca “KEPAK SAYAP GARUDA DI TANAH AFRIKA”  »»

Thursday, March 12, 2009

Small Achievements is the milestone to the Big Achievements


When we are in the work of planning something or even anything, we always trying to set a goal at the end of the things that we try to accomplish, the level of accomplishment will be the standard of our success. That is in the business life, but even in the real life that out of business and economical thought , that particular methods still taken place in our daily life. Let us discussed a little bit about this interesting matter, shall we!!
When we are in the work of planning something or even anything, we always trying to set a goal at the end of the things that we try to accomplish, the level of accomplishment will be the standard of our success. That is in the business life, but even in the real life that out of business and economical thought , that particular methods still taken place in our daily life. Let us discussed a little bit about this interesting matter, shall we!!
The “Why” factor we plan our life will decide the next factors, that is the ”How, what, when, where”. The basic reason we live our life in fact indeed will describe the whole blueprint of our entire life, just for example..when you set your basic reason of life to achieve richness, then the next factors will be all in the measures to achieve the goal of the reason, it’s like... How to achieve it, what way to achieve it, where the perfect place to take it, and when will it be the time to run the plan to be rich. So once you discover the reasoning of why you live your life, from that certain point all of your thought and conduct will be focused to the particular path to the achievement that you have set mentally in your mind. All the theories and course based on management of mind and how to focus our mind has been in and out of our head, so based on all of the theoretical thingy, I think we had enough of it!! And we should step forward, that will come to the next million dollar question which is.....are we able, willing, wanting enough to “walk the talk” and keep on moving forward to get the dreams, or just “talk the walk” and stay forever stationary in the place that we think already comfortable and the level that stagnant and boring in our life. Maybe it work for most of the guys, but certainly not me...there’s always a new things awaiting to be discovered and conquered, and there are even a lot more things out there to be learned, because compare to the whole knowledge that provided by the universe, what we know is just a simple drop of water in the ocean, a single tiny grains of sand in a desert. Like the Noble Prophet have said that we should apprehend the knowledge until the end of time given to us, the time we lay to rest forever.
In my daily dictionary, that today should be better than yesterday, tomorrow should be better than today, in other terms that is means that what we do should end in some result and that better be in positive kind of way. And I look after myself before taking care of others, while we are busy with ourselves there will be no time for us to see the useless in others, with that I can push myself for the betterment of me and eventually my surroundings. On the contrary when we pay our attention to the others than our own, it will result to the waste of energy by looking and exaggerating other people business instead of taking care of our own unfinished business, and by the end of it ...we will stay apathetic as it was before with no achievements whatsoever.
I always trying to set a small goal in between along the path just to make sure that I am in the right track to the final destination that I have planned all along, from time to time this small achievements will assure myself that I have something that really work indeed and reminding me that there’s still a long path to be walk, I try not to easily satisfied by one achieved goal to another, because in my mind when we are easily amused by the small achievements, it will drag us apart from the real goal, and the more we feel comfort of the small stuff it will add the distance to the big one, So I always trying to keep in mind that what I have done is nothing compare to all the conduct have been done by so many peoples, in other word is “Despite of so many things we have done, never ever nor even across in our mind, that we are better than anyone” Because there are always someone better than someone else, we just have to keep that always in mind. Maybe from time to time we can be and should be proud of what we have done, but let just keep it to ourselves, make it as a fuel that can boost us up to the next level, with the thought that we are willing, able and capable..if others can do it why can’t I !! instead of bragging it out to everyone, since it will prove nothing, because the old proverbs said that “only an empty cans that sound louder than others!”. Just do our best with our own fuel of motivation and let our action do all the publicity works and I quote that “Action speaks louder than words!”, People will notice indeed....so they will! Insya Allah.
As I have said before that when we have the reason to do something, then automatically all the factors in behind will come to follow to sum up to the final result, as we know with “Pyramidal balancing effect” the power of focused mind will bring us wherever we want to go by any means we want to, and when we believe that it will happens...It will Indeed, since we send the echoes of our mind to the universe, the universe will respond back with the same echoes just like the one that we have sent. In my religious terms this Universe none other is Allah Himself, He answer our beliefs and our prayers with the results that we believed in. In Islam when we have a positive feeling towards Him, Allah will respond back just as the same as the one we have sent Him. Apart of our beliefs in human theories we should include in the X-factor of Divine in our dictionary of life, because without it we will lost the guidance, and I quote this as a closure “Knowledge without religion will be blind, and Religion without knowledge will be paralyzed”.


Lanjut membaca “Small Achievements is the milestone to the Big Achievements”  »»

The life can never be predicted but we can try to achieve it


This is the phrase that I made up by myself based on the condition that I believe I have and accordance to some sources most people talk about recently, and that source I believe most people had read it..that is “The Secret”
This is the phrase that I made up by myself based on the condition that I believe I have and accordance to some sources most people talk about recently, and that source I believe most people had read it..that is “The Secret” , “Law of Attraction” and for Indonesian..you may know the book “Quantum Ikhlas”. So there I was listening this musical instrument taken from the movie “Eiffel I’m in Love” and by watching this fabulous tower of Paris..the Eiffel tower. Indeed I have this dream back then that somehow I’ll come to visit this Legen.....wait for it!! ..dary ..yeah LEGENDARY!! Place that become the most destined place for tourism in the world, every single man that know this place surely want to come and have a walk in the famous boulevard of Champ Elysée and walk to the Louvre museum where is kept the painting of a chubby lady whose smile fascinate the world, she’s called “La Jaconde” or in English we know her as “Monalisa”. I have this longing attraction toward France and the culture that they have...and since then I have always dreaming to go there someday...as start when I was in the Academy I eagerly want to take this French course that paid by the Academy (of course!! Who doesn’t want free course) though after I graduate from the academy I couldn’t continue but still believe someday I will step my foot there . So years pass by and I saw this film of Eiffel I’m in love ..well I’m also in love with the city of love...some might say!! And the spirit rise once again...after that I really want to learn the language and in 2006 the chance just come to me without I even notice...I really think that is the way given by the universe a.k.a God for the wish that I said long time ago. And there were this program of the Navy that able the participants to go to France..well that’s it then..It is my aim, so I always have all my effort towards it however hard it might be, I can’t say it was easy!! somehow the universe give us his own exam and series of tests that we must deal and overcome before it can be a reality, after all that I’ve done ..I don’t want to be a loser and after all the long walk I don’t want anything that can get into my way can failed me, so despite of looking and holding the Eiffel keychain given by my French friends and imagine the picture of the tower in my mind like ..all the time!! Yes I have this troubled time when the chance just in the front of your eyes. So let me tell you something that I heard the chance to have the enrollment to the program..it was when I’m in the middle of naval operations in the area of island of Riau, so I’m not even near the base back at that time, but when you have a goal you should fight for it, whatever cost you may take, the worse part it just you failed but you know you’ve tried, and take my words that you have to do it clean..and jerk, because somehow cleanliness is make the count!!trust me!! Be honest and simple. So there I was again having very doubtful moment when someone coming up from nowhere risking my chance to have my dream, well I don’t know exactly what happen and why this person suddenly come up to the surface...but in the end I know that he played harshly and not even near to clean..in fact it was a filthy move that he took. But somehow I believe that I’m gonna get it, it was when I have the Friday prayer when I feel very doubtful and confused and all of a sudden there was a very unusual cool wind, somehow it makes me calm and comfort, and after I feel that I will get this chance of mine. And the end ..yes I got it. And here I am floating around in the dream come true of mine, and somehow it just getting better day by day despite of the big waves and strange food that doesn’t feel right in my tongue..ha ha I should laugh about it since my tongue is an Indonesian tongue that accustomed to spices and chilies, but here in France everyone eat everything that tasteless on my tongue opinion of course, and sometimes I found it bizarre, but anyhow here I am again living my chance big and alive!!


Lanjut membaca “The life can never be predicted but we can try to achieve it”  »»

Monday, February 16, 2009

The Nation In Denial


As I was raised as a child in the culture of Patrilineal which respect the elders, we have to be polite and honor them all of the time and to believe whatever their teaching might be, I agree absolutely with the part that we have to act polite and honor their position in the society, but I’m not all heartedly with the second one that we have to believe whatever their teaching might be, because somehow even though it seems wise and philosophical in kind of speaking, but it doesn’t have to be necessarily always become the truth of all time. This is the case that happen to all of us or most of us right now, ‘Us’ as in all Indonesian People, by this I want to emphasized the belief that trusted by many of us, that our country is an ‘agricultural’ country instead the geographical fact that our country is indeed is in the form of enormous archipelagic country (even a blind man knows that!),in the term of Mr. Dummy “Archipelago country is a country which consist of a groups of chained islands and connected by the watery parts and mainly is the sea”, and please underlined the part that mainly the country consist of sea, so it is very based on the fact and logical thinking if we called our country as a maritime country instead of land based country a.k.a agricultural, and isn’t it logic if an archipelago country is a maritime country because of the watery area that larger than the land?! it’s not that I’m against all the agricultural stuff, it is good, very good in fact!! but we leave all of it in such unbalanced proportion, when we exploit the land but we leave the sea nearly untouched or the exact term will be “poorly managed”. And we have all of this agricultural teaching in the schools and from our parents without knowing when and where it was started, maybe the change of the mindset was started when our country was colonialized or maybe after that. Now the important part of all is that our mindset is heading at the wrong direction, and it is the obligation for the navigation officer to make it straight and proper, but actually it’s the obligation for all the people who has the better mindset than me and maybe a bigger power to change the situation to the better. The change should start now and like what they said “It’s now or never!” we really have rush it, because to make a slightest change in the mindset of the peoples, it could take a decade or even more to see the result of the change! I personally insist the revolution of our mindset, unless we want to see this great nation falling apart because the misdirection and grave mismanagement.
When we talk about the characteristic of a maritime nation, we will then talk about it’s maritime policy, and that will include all the field of operations from the field of economy, social, politics, laws and to the field of defense. The nation’s policy will reflect their orientation on the development, and one’s policy should be based on the natural and geographical characteristic in order to get the best result on the nation’s progress, and when we get back to the maritime nation, we should see the policy that reflect the attention of the government on the maritime issues, since it should be the fundamental element that should make the count on the making of progression of the nation itself. Now I will tell you the fact that I found recently from all of the discussion and reference that I have when I’m doing my course onboard of the ship FS Jeanne d’Arc. The Europe communities especially the France in particularly consider that in Asia there’s two big nation with the power that came naturally because of their large extent and the number of their people, and those are India and China!! at first I was surprised why Indonesia which has the extent of area and the number of people not far behind from those two nations are not even on the list of the nation with natural power, and it makes me think hard!! What factor from those two nations that we don’t have and make the other country consider Indonesia not as a country that should make the count, and I came to the conclusion that our country is like a lion who has no teeth and claws, it’s only the appearance that is enormous and looks scary but they consider it as a kitty cat that tamed and can’t even defend itself. And it’s all because the grave mismanagement of our nation’s goal and the methods used to get there, it will bring us back to the very basic things to consider, what are we as a nation want to make of ourselves in the future?? As a land based nation (continental) or a water based nation (maritime), as far as I can see in my personal point of view and probably most of Indonesian people will think the same, that this nation’s policy still focusing on the land based policy, despite of the complexity of the development in Indonesia, still it doesn’t exonerate the obligation that the development should have a balanced progress in all the field component. And as a maritime nation (undoubtful fact!!) we should a strong maritime foundation in the structure as well as in infrastructure and the policy to support it, from there we can step even further to the other area that need the attention, but when we have the wrong foundation then whoever in charge of the government, it won’t get anywhere! It sounds strong but indeed it is the fact that we can’t argued, and still there are plenty of stubborn big headed who thinks “their thought is the best of all and others is wrong” that sit in their comfy chair as our representative and as the policy maker of the government that thinks that we are on the right direction. I should say that our nation is in their denial, deny that this nation is a great maritime nation and not a continental nation that have all the focus on the land power instead of the sea power. Indonesia is a great maritime nation that should focus their greatness of power in the sea and the land of the support. As long as we still in denial, the focus of the country will get nowhere, and the progress that we expect that could bring back all the teeth in the lion’s mouth will not occurred.



Lanjut membaca “The Nation In Denial”  »»